4 SMP Negeri di Kabupaten Ngawi, Ikuti Seminar Sosialisasi Literasi Digital Yang Di Selenggarakan Diskominfo dan Relawan TIK


Ngawi, Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Kominfo SP) Kabupaten Ngawi bekerja sama dengan Relawan TIK Ngawi menggelar Seminar Sosialisasi Literasi Digital yang dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kominfo SP, Wahyu Sri Kuncoro. yang dihadiri oleh 100 siswa perwakilan dari SMPN 1 Ngawi, SMPN 2 Ngawi, SMPN 4 Ngawi, dan SMPN 5 Ngawi di Gedung Kesenian Pemkab Ngawi. (31/7/2023)


Sambutan Kepala Dinas Kominfo SP, Kab. Ngawi Wahyu Sri Kuncoro.

 
Pentingnya Literasi Digital Bagi Generasi Z menjadi fokus utama dalam seminar ini, Narasumber Pertama Yosep Rusfendi dari OpenMadiun Communicate, seorang praktisi komunikasi dan digital konten, membahas tentang potensi bonus demografi dan bagaimana mengoptimalkan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam menghadapinya. 

Yosep Ruspendi sedang memaparkan materi kepada adik-adik smp


Berbicara tentang Generasi Muda di Era Digital, terdapat beberapa potensi bonus demografi yang bisa dimanfaatkan dengan optimalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Yuk, mari kita diskusikan apa itu Industri 4.0 dan Bonus Demografi serta bagaimana menjawab potensi tersebut dengan TIK. Terang Yosep.


  1. Industri 4.0: Industri 4.0 adalah revolusi digital yang membawa perubahan besar pada sektor manufaktur dan berbagai aspek kehidupan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara maksimal. Hal ini meliputi perubahan dalam proses produksi, analitik dan intelijen bisnis, interaksi mesin dan manusia seperti augmented reality, serta transfer instruksi digital ke dunia fisik seperti pencetak 3D.
  2. Bonus Demografi: Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar daripada jumlah penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Kondisi ini menawarkan peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi karena jumlah tenaga kerja yang besar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Tantangan dan Peluang:
Era digitalisasi memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Namun, di sisi lain, ada ancaman hilangnya sekitar 1–1,5 miliar pekerjaan secara global sepanjang tahun 2015-2025 karena otomatisasi dan perubahan dalam pekerjaan. Oleh karena itu, kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan memiliki keterampilan yang relevan menjadi kunci dalam menghadapi era baru industri.

Peran TIK dalam Menjawab Potensi Bonus Demografi:
Optimalisasi TIK dapat menjadi kunci dalam menjawab potensi bonus demografi di era digital. Penggunaan TIK yang bijaksana dan produktif dapat memperkuat jaringan komunitas, meningkatkan kualitas produk dan efisiensi industri, serta menciptakan peluang kerja baru.

Mencapai Bonus Demografi:
Di skala lokal, Yosep Rusfendi Open Madiun telah menjadi pelopor dalam mengembangkan program-program literasi TIK. Melalui TalkShow Literasi TIK Suara Madiun dan Kampung Peggerak Literasi TIK, mereka telah meraih penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kolaborasi dengan pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat lokal juga menjadi kunci dalam mengoptimalkan TIK untuk memanfaatkan bonus demografi.


Dalam era digital yang semakin maju, literasi digital menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami etika berinternet, melakukan penyaringan sebelum membagikan konten, dan mempertimbangkan akibat dari setiap postingan yang dibuat. Literasi digital dapat membantu membangun reputasi digital yang positif dan menghindari masalah yang dapat timbul akibat konten yang melanggar hukum, Ungkap Yosep.

Dengan adanya bonus demografi dan perkembangan teknologi dalam Industri 4.0, TIK memiliki peran penting dalam mengoptimalkan potensi ini. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil di skala lokal untuk menjawab potensi bonus demografi dengan TIK:

  1. Pendidikan dan Literasi Digital: Mengintegrasikan TIK dalam sistem pendidikan guna meningkatkan literasi digital dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tuntutan masa depan. Program pelatihan dan kursus TIK bisa diadakan untuk meningkatkan kompetensi teknologi generasi muda.
  2. Pengembangan Industri Kreatif: Mendukung dan memberdayakan generasi muda untuk menjadi konten creator atau pengembang aplikasi dan platform digital. Ini akan membuka peluang pekerjaan baru dan menghadapi era digitalisasi dengan kreativitas.
  3. Penggunaan TIK dalam Pertanian dan Perekonomian Lokal: Memanfaatkan TIK dalam pertanian modern dan perekonomian lokal untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Contohnya, platform digital untuk pemasaran produk lokal, manajemen usaha, dan pembelajaran pertanian berbasis teknologi.
  4. Kesadaran dan Pengawasan dalam Penggunaan TIK: Mengedukasi generasi muda tentang dampak positif dan negatif dari TIK. Penting untuk memahami etika digital, menghindari penyebaran berita palsu, serta menjaga privasi dan keamanan data.
  5. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Swasta: Mendorong kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta dalam pengembangan infrastruktur TIK, pelatihan teknologi, serta peningkatan akses digital bagi masyarakat.
  6. Pengembangan Teknologi Lokal: Mendorong inovasi dan pengembangan teknologi lokal untuk mengatasi masalah-masalah khusus dalam konteks lokal dan membuka peluang ekonomi baru.
Dengan langkah-langkah ini, Generasi Muda dapat menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan dan kemajuan di Era Digital. Potensi bonus demografi dapat dimanfaatkan secara optimal melalui TIK untuk menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, produktif, dan inklusif.


Dilanjutkan dengan narasumber kedua adalah Fetty Kurniawati, M.I.Kom, Ketua Relawan TIK Kabupaten Ngawi. Materi yang diajarkan adalah "Membuat Konten Menarik yang Tetap Positif."

Konten menarik adalah hal yang sangat relevan dalam literasi digital, karena orang akan melihat brand kita berdasarkan cara kita mengkomunikasikan konten tersebut. Menurut Fetty, konten menarik harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

  1. Relevan dengan konteks kita juga pembaca, sehingga konten tersebut bisa lebih mudah diterima dan dipahami oleh audiens.
  2. Konten harus berkualitas, artinya konten tersebut harus mengandung informasi yang benar, akurat, dan bermanfaat bagi pembaca.
  3. Konten harus memiliki tujuan yang jelas, apakah untuk mengedukasi, menghibur, atau menginspirasi pembaca.

Fetty Kurnia juga menjelaskan bahwa ada beberapa elemen yang membuat kita tertarik pada suatu konten, di antaranya adalah judul, thumbnail, kata kunci, dan konten interaktif.

Dalam menciptakan konten menarik, kita perlu memahami siapa target audiens kita. Beberapa hal yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan adalah jenis kelamin, usia, profesi, hobi, tempat tinggal, dan status sosial dari audiens kita. Dalam menyusun kalimat yang efektif dan bercita rasa, kita perlu memperhatikan kejelasan, irama, dan kemudahan dalam pengucapan. Kalimat yang baik adalah kalimat yang mudah dipahami, mengandung keindahan bunyi seperti rima atau kepaduan jumlah suku kata, serta tidak sulit dilafalkan. Jelas Fetty Kurnia.

Proses produksi konten melibatkan pencarian sumber data dari berbagai referensi, analisis dan pemahaman data, serta pembuatan narasi dan cerita berdasarkan hasil analisis. Selanjutnya, dibuatlah layout visual dan elemen-elemen visual yang mendukung konten. Validasi dan perbaikan dilakukan untuk memastikan data dalam konten akurat dan terpercaya.


Dalam distribusi konten, konsistensi dalam penyajian sangat penting. Pemilihan alat bantu dan ukuran yang tepat untuk posting media sosial juga harus diperhatikan agar konten lebih menarik dan eye-catching, Terang Fetty Kurnia. 
Sesi tanya jawab dan game kuis sebagai penutup kegiatan merupakan ide yang bagus untuk meningkatkan interaksi dan keceriaan acara, Quis dengan pertanyaan-pertanyaan singkat dan menarik seputar topik materi yang sudah di sampaikan. Peserta diundang untuk menjawab kuis melalui aplikasi kuis atau platform digital yang telah disiapkan sebelumnya. Peserta yang berhasil menjawab dengan benar akan mendapatkan poin. Tampilkan papan skor secara langsung atau umumkan pemenang pada akhir sesi. Peserta yang beruntung menjawab dengan benar mendapat doorprize yang diberikan langsung oleh narasumber dan Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kabupaten Ngawi.


Semoga seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi peserta dalam mengembangkan literasi digital dan menciptakan konten-konten menarik yang berdampak positif dalam era digital ini.





Posting Komentar

0 Komentar